Kamis, 22 April 2010

Periodesasi Sastra 3

 Angkatan ‘45

Ciri – ciri :
• Menggunakan Bahasa Indonesia
• Gaya – gaya klise mulai ditinggalkan
• Isi lebih penting daripada bentuk, bahasanya bebas, prosa berkembang, puisi berkembang
• Kebanyakan bertema perjuangan melawan penjajah
• Sinisme dan sarkasme terhadap kepincangan dalam mesyarakat mulai menonjol
• Dipengaruhi sastrawan / pujangga dunia dan ingin melahirkan budaya yang bersifat universal internasional
• Beraliran realisme
• Dibandigkan dengan sastra – sastra sebelumnya, angkatan ’45 bersifat membentuk sesuatu yang baru di atas “ reruntuhan “ yang lama.

1. Chairil Anwar
• Tak Sepadan ( sajak )
• Kesabaran ( sajak )
• Hampa ( sajak )
• Doa ( sajak )
• Diponegoro ( sajak )
• Kepada Peminta – minta ( sajak )
• Aku ( sajak )
• Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang Putus ( kumpulan sajak )
• Tiga Menguak Takdir ( kumpula sajak bersama penyair lain )
• Deru Campur Debu ( kumpula sajak )
2. Idrus
• Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma ( kumpulan cerpen )
• Keluarga Surono ( drama )
• Dokter Bisma ( drama )
• Kejahatan Membalas Dendam ( drama )
• Aki ( Novel )
• Perempuan dan Kebangsaan ( novel )
• Perkenalan ( kumpulan cerpen terjemahan )
3. Usmar Ismail
• Mutiara dan Nusa Laut ( drama )
• Mekar Melati ( drama )
• Puntung Berasap ( kumpulan puisi )
• Sedih dan Gembira ( kumpulan drama )

4. Rosihan Anwar
• India dari Dekat ( kisah perjalanan )
• Dapat panggilan Nabi Ibrahim ( kisah perjalanan )
• Raja Kecil, Bajak Laut di Selat Malaka ( Novel )
5. Asrul Sani
• Tiga Menguak Takdir ( kumpulan sajak bersama penyair lain )
• Dari suatu Masa, Dari Suatu tempat ( kumpulan cerpen )
• Mantera ( kumpulan sajak )
• Rumah Perawan ( novel )
• Villa des Roses ( novel terjemahan )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar