Jumat, 26 Maret 2010

Periodesasi Sastra 1

Apabila berbicara tentang sastra, maka akan muncul banyak banyangan dalam benak kita karena sastra telah ada sejak zaman dahulu kala dan telah banyak sekali sastrawan terkenal karena karyanya yang dapat juga dikelompokkan berdasarkan periodesasi sastra itu sendiri. Setiap periode perkembangan kesusastraan memiliki ciri – ciri sendiri – sendiri. Sekedar untuk pengetahuan, di bawah ini gambaran ciri – ciri dan beberapa sastrawan beserta karya – karyanya dalam setiap periode dari angkatan ’20 ( Balai Pustaka ).
Berikut ini periode kesusastraan Indonesia :
1. Angkatan ’20 / Balai Pustaka / Siti Nurbaya.
 Ciri – ciri :
 Masih menggunakan bahasa melayu.
 Unsur takhayul masih kuat.
 Masih mementingkan bentuk daripada isi, menyukai pantun dan syair.
 Kebanyakan bertema adat istiadat dan kawin paksa.
 Sangat dipengaruhi tradisi dan sastra daerah.
 Mayoritas beraliran romantisme.
 Dibandingkan kesusastraan sebelumnya hanya berubah sedikit sekali.

 Sastrawan :
 Merari Siregar
Karyanya : Azab dan Sengsara ( novel, 1920 ), Cerita si Jamin dan si Johan ( saduran dari cerita Uil Hel Volk karya Justus van Maurik, 1918 ).
 Marah Rusli
Karyanya : Siti Nurbaya ( 1922 ), Gadis yang Malang ( terjemahan novel Charles Dickens, 1922 ).
 Abdul Muis
Karyanya : Salah Asuhan ( novel, 1922 ), Don Kisut ( terjemahan karya Cervantes, 1923 ).
 Nur Sutan Iskandar
Karyanya : Apa Dayaku karena Aku Perempuan ( novel, 1922 ), Cinta yang Membawa Maut ( dengan Abd. Ager, novel, 1926 ), Salah Pilih ( novel, 1928 ).