Jumat, 23 April 2010

Periodesasi Sastra 5



Angkatan ‘70
Ciri – ciri :
·         Memilki ciri estetika tersendiri ( lain dari yang lain )
·         Semakin ekspresif.
1.       Iwan Simatupang
·         Koong ( novel, 1975 )
·         Kering ( novel, 1972 )
·         Tegak  Lurus dengan Langit ( KC, 1982 )
2.       W. S Rendra
·         Blues untuk Bonnie ( KS, 1971 )
·         Sajak – Sajak Sepatu Tua ( KS, 1972 )
·         Potret Pembangunan Dalam Puisi ( KS, 1980 )
·         Panembahan Reso ( drama, 1988 )
3.       Sutardjo Calzoum Bachri
·         O ( KS, 1973 )
·         Amuk ( KS, 1977 )
·         O Amuk ( KS, 1979 )
·         O Amuk Kapak ( KS, 1981 )
4.       Danarto
·         Godlob ( KC )
·         Adam Ma’rifat ( KC )
·         Berhala ( KC )
·         Setangkai Melati di Sayap Jibril ( KC )
·         Obrok Owok – Owok, Ebrek Ewek – Ewek ( drama, 1976 )
·         Asmaraloka ( novel, 1999 )
5.       Putu Wijaya
·         Telegram ( Novel, 1972 )
·         Bila Malam Bertambah Malam ( novel, 1971 )
·         Stasiun ( Novel, 1977 )
·         Lautan Bernyanyi ( drama, 1967 )
·         Dag Dig Dug ( drama, 1967 )
·         Gerr ( drama, 1986 )
·         Dar Der Dor ( drama, 1996 )
·         Dadaku adalah Perisaiku ( KS, 1974 )
·         Zat ( KS, 1996 )

Periodesasi Sastra 4



Angkatan ‘50
Ciri – ciri :
·         Terikat oleh kesatuan tempat dan waktu.
·         Tumbuh dari pengaruh kesusastraan sendiri
·         Memberi nilai baru terhadap arti daerah sumber ilham dan tempat berpijak secara budaya.
1.       W.S Rendra
·         Orang – orang di Tikungan Jalan ( draa, 1954 )
·         Ia masih kecil ( cerpen, 1956 )
·         Balada Orang – Orang tercinta ( KS, 1956 )
2.       Toto Sudarto Bachtiar
·         Suara ( KS, 1956 )
·         Etsa ( KS, 1958 )
·         Pelacur ( drama terjemahan karya Sartre, 1954 )
3.       Nh. Dini
·         Dua Dunia ( KC, 1958 )
4.       Subagyo Sastrowardoyo
·         Kejantanan di Sumbing ( cerpen, 1955 )
5.       Nugroho Notosusanto
·         Hujan Kepagian ( KC, 1958 )
·         Tiga Kota ( KC, 1959 )
6.       A.A Navis
·         Robohnya Surau Kami ( KC, 1955 )
Angkatan ‘66
Ciri – ciri :
·         Menggunakan Bahasa Indonesia.
·         Isi dianggap lebih penting daripada bentuk dan bahasanya bebas.
·         Kebanyakan bertema perlawanan melawan tirani dan kekejaman.
·         Dipengaruhi pujangga dunia, tetapi tetap berusaha memepertahankan jati diri bangsa.
·         Beraliran idealisme.
·         Menciptakan karya dengan sungguh – sungguh dan sejujur – jujurnya.

1.       Ajip Rosidi
·         Sebuah Rumah Buat Hari Tua ( KC )
·         Tahun – tahun Kematian ( KC )
·         Pesta ( KS )
·         Ketemu di Jalan ( KS ).....

Kamis, 22 April 2010

Periodesasi Sastra 3

 Angkatan ‘45

Ciri – ciri :
• Menggunakan Bahasa Indonesia
• Gaya – gaya klise mulai ditinggalkan
• Isi lebih penting daripada bentuk, bahasanya bebas, prosa berkembang, puisi berkembang
• Kebanyakan bertema perjuangan melawan penjajah
• Sinisme dan sarkasme terhadap kepincangan dalam mesyarakat mulai menonjol
• Dipengaruhi sastrawan / pujangga dunia dan ingin melahirkan budaya yang bersifat universal internasional
• Beraliran realisme
• Dibandigkan dengan sastra – sastra sebelumnya, angkatan ’45 bersifat membentuk sesuatu yang baru di atas “ reruntuhan “ yang lama.

1. Chairil Anwar
• Tak Sepadan ( sajak )
• Kesabaran ( sajak )
• Hampa ( sajak )
• Doa ( sajak )
• Diponegoro ( sajak )
• Kepada Peminta – minta ( sajak )
• Aku ( sajak )
• Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang Putus ( kumpulan sajak )
• Tiga Menguak Takdir ( kumpula sajak bersama penyair lain )
• Deru Campur Debu ( kumpula sajak )
2. Idrus
• Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma ( kumpulan cerpen )
• Keluarga Surono ( drama )
• Dokter Bisma ( drama )
• Kejahatan Membalas Dendam ( drama )
• Aki ( Novel )
• Perempuan dan Kebangsaan ( novel )
• Perkenalan ( kumpulan cerpen terjemahan )
3. Usmar Ismail
• Mutiara dan Nusa Laut ( drama )
• Mekar Melati ( drama )
• Puntung Berasap ( kumpulan puisi )
• Sedih dan Gembira ( kumpulan drama )

Periodesasi Sastra 2

 Angkatan zaman Jepang.

Ciri – ciri :
• Mencerminkan kekaguman terhadap Jepang
• Keragu – raguan terhadap Jepang
• Timubul rasa benci terhadap Jepang
• Sikap tawakkal terhadap Tuhan atas kekejaman Jepang
• Sikap orang berkepala dulu seperti bungloon demi kepentingan sendiri
• Tumbuhnya rasa kebangsaan yang kuat
• Bersifat simbolik
1. Usmar Ismail
• Kita Berjuang ( sajak )
• Saudara ( sajak )
• Diserang rasa ( sajak )
• Tidak Kau Ingat ( sajak )
2. Nursyamsu
• Membayar Utang ( sajak )
• Tinggi hati ( sajak )
• Jeritan malam ( sajak )
• Lagu perpisahan ( sajak )
3. Maria Amin
• Kapal Udara ( sajak )
• Aku menyingkir ( sajak )
• Dengar keluhan pohon Mangga ( artikel )
• Tuan Turutlah Merasakan ( Artikel )
4. Idrus
• Kota Harmoni ( cerpen )
• Sanyo ( cerpen )
• Heiho ( cerpen )
5. Rosihan Anwar
• Seruan Lepas ( sajak )
• Untuk Saudara ( sajak )
• Kisah di Waktu Pagi ( sajak )
• Radio Masyarakat ( cerpen )
6. Amal Hamzah
• Pahit ( Sajak )
• Kesombongan ( sajak )
• Melaut Benciku ( sajak )
• Bingkai Retak ( cerpen )
• Seniman Pegkhianat ( drama )
• Tuan Amin ( drama )